{"id":2729,"date":"2024-05-26T06:24:10","date_gmt":"2024-05-26T06:24:10","guid":{"rendered":"http:\/\/trusttaxconsultant.local\/?p=2729"},"modified":"2024-05-26T06:24:11","modified_gmt":"2024-05-26T06:24:11","slug":"objek-ppn","status":"publish","type":"post","link":"http:\/\/trusttaxconsultant.local\/objek-ppn.html","title":{"rendered":"Objek PPN: Definisi, Dasar Hukum & Kategori"},"content":{"rendered":"\n

Salah satu instrumen yang memiliki peranan penting dalam sistem perpajakan di Indonesia adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN)<\/a>. Sebagai salah satu sumber utama pendapatan negara, PPN memainkan peran signifikan dalam pembiayaan berbagai program dan proyek pemerintah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai objek PPN, mulai dari pengertian, landasan hukum, hingga kategori objek PPN, termasuk pengecualian yang ada.<\/p>\n\n\n\n

<\/div>\n\n\n\n

Pengertian Objek PPN<\/h2>\n\n\n\n

Objek PPN didefinisikan sebagai barang dan layanan (jasa) yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM, secara umum, semua barang dan jasa termasuk dalam objek PPN. Namun, terdapat pengecualian tertentu berdasarkan pertimbangan ekonomi dan sosial.<\/p>\n\n\n\n

<\/div>\n\n\n\n

Barang Kena Pajak (BKP)<\/h3>\n\n\n\n

Barang Kena Pajak (BKP) diartikan sebagai barang berwujud maupun tidak berwujud yang kena PPN. BKP meliputi:<\/p>\n\n\n\n